Rabu, 02 Maret 2011

Anda datang ke PetaNTT.com karena mencari Peta Nusa Tenggara Timur

Peta memiliki peranan dalam menggambarkan kondisi fisik suatu wilayah dalam simbol gambar dan informasi pendukung lainnya. Keakurasian dari peta ditentukan dari teknik pemetaan dan penggambaran yang dilakukan serta bantuan teknologi didalam memproduksinya. Secara sederhana definisi data peta disimpulkan sebagai produk ilmu, pengetahuan, dan teknologi yang dikombinasikan guna menangkap situasi fisik kebumian bidang 3 dimensi suatu wilayah yang ditransformasikan kedalam bidang datar 2 dimensi dengan menggunakan kelengkapan informasi seperti legenda, sistem proyeksi serta skala gambar yang representatif.
Nusa Tenggara Timur terbentuk menjadi propinsi bagian negara Republik Indonesia sejak 1958. Lemahnya sumberdaya manusia, rendahnya pendapatan masyarakat serta ketiadaan akses teknologi  membuat wilayah ini menjadi susah untuk terbangun.

Profil Peta Nusa Tenggara Timur

Kebanyakan pemilik data, khususnya data yang menyangkut peta wilayah atau lokasi tidak dibagikan secara bebas. Banyak orang berkata bahwa data peta itu suci, mahal, hitech, sulit dan “CEK YANG BELUM CAIR”.

Peta itu Suci

Organisasi kerja di Indonesia, baik itu pemerintah maupun swasta seringkali mengunci/menyimpan data peta mereka bagi orang lain. Peta memiliki informasi yang terkandung didalamnya. Informasi tersebut antara berisi satuan pengukuran dan hasil investigasi/penelitian. Sehingga untuk membuat peta dibutuhkan waktu yang lama serta peran alat dan personil yang mapan, biaya yang besar.
Informasi dari peta bisa bernilai negatif jika para pembaca yang menafsirkan hasil peta sebagai bentuk rencana negatif pada dirinya. Peta menjadi memiliki nilai positif jika para pembacanya dengan peta dapat menyelesaikan kelengkapan kerjanya, mendapatkan pemahaman dari gambar yang ada. Melihat tanpa meraba atau tiba di lokasi tersebut.
Karena terdapat nilai negatif dan positif peta maka banyak instansi perlu melindungi informasi tersebut, sehingga peta susah diakses/didapatkan sehingga peta seakan-akan menjadi benda suci.

Anda datang ke PetaNTT.com karena mencari :

belajar peta mudah,istilah-istilah yang ada dalam pembuatan peta,mengapa kita harus membuat peta,pembuatan karya seni,pembuatan peta,PETA BPN DAN TRANSMIGRASI,shofware membuat peta jadi,tulisan kaya peta,warna soft peta lama
Posted by admin January 26, 2010
Categories: Featured
peta-ntt
Peta Nusa Tenggara Timur
Peta memiliki peranan dalam menggambarkan kondisi fisik suatu wilayah dalam simbol gambar dan informasi pendukung lainnya. Keakurasian dari peta ditentukan dari teknik pemetaan dan penggambaran yang dilakukan serta bantuan teknologi didalam memproduksinya. Secara sederhana definisi data peta disimpulkan sebagai produk ilmu, pengetahuan, dan teknologi yang dikombinasikan guna menangkap situasi fisik kebumian bidang 3 dimensi suatu wilayah yang ditransformasikan kedalam bidang datar 2 dimensi dengan menggunakan kelengkapan informasi seperti legenda, sistem proyeksi serta skala gambar yang representatif.
Nusa Tenggara Timur terbentuk menjadi propinsi bagian negara Republik Indonesia sejak 1958. Lemahnya sumberdaya manusia, rendahnya pendapatan masyarakat serta ketiadaan akses teknologi  membuat wilayah ini menjadi susah untuk terbangun.

Anda datang ke PetaNTT.com karena mencari :

peta NTT,peta nusa tenggara timur,peta propinsi NTT,peta provinsi ntt,peta nusa tenggara,profil peta,gambar peta NTT,peta propinsi nusa tenggara timur,NUSA TENGGARA TIMUR,www petantt com

Selasa, 01 Maret 2011

GAMBARAN UMUM WILAYAH KALIMANTAN TENGAH


Berdasarkan letak wilayahnya, Propinsi Kalimantan Tengah secara geografis terletak di daerah khatulistiwa, yaitu antara 0°45’ Lintang Utara -3°30’ Lintang Selatan dan 111°00’-116°00’ Bujur Timur. Wilayah ini berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat di sebelah Barat, Kalimantan Timur dan Barat di sebelah Utara,  Kalimantan Selatan dan Timur di sebelah Timur, dan Laut Jawa di bagian sebelah Selatan.
Pembagian wilayah administrasi sejak tahun 2002, dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2002, telah berlangsung pemekaran wilayah, yang semula 5 kabupaten ditambah 8 (delapan) Kabupaten baru, sehingga jumlahnya saat ini menjadi 13 Kabupaten dan satu Kota yaitu:
1. Kabupaten Murung Raya dengan ibukotanya Puruk Cahu.
2. Kabupaten Barito Timur dengan ibukotanya Tamiyang Layang
3. Kabupaten Pulang Pisau ibukotanya Pulang Pisau
4. Kabupaten Gunung Mas ibukotanya Kuala Kurun
5. Kabupaten Katingan ibukotanya  Kasongan
6. Kabupaten Seruyan ibukotanya Kuala Pembuang
7. Kabupaten Sukamara ibukotanya Sukamara
8. Kabupaten Lamandau ibukotanya Nanga Bulik
9. Kabupaten Kotawaringin Barat ibukotanya Pangkalan Bun
10. Kabupaten Kotawaringin Timur ibukotanya Sampit
11. Kabupaten Kapuas ibukotanya Kuala Kapuas
12. Kabupaten Barito Selatan ibukotanya Buntok
13.  Kabupaten Barito Utara ibukotanya Muara Teweh
14. Kota Palangka Raya

Batas pembagian wilayah administrasi tersaji pada Tabel 2 dan Peta 1.
Tabel 2. Nama Kabupaten dan Kota berikut luas wilayah  administrasi

No
Kabupaten
Luas
Wilayah
(Ha)
Persentase Terhadap Luas Provinsi
1
Murung Raya
2.389.000
15,46
2
Barito Utara
999.000
6,46
3
Kotawaringin Timur
1.566.000
10,13
4
Katingan
1.994.000
12,9
5
Gunung Mas
1.032.000
6,68
6
Seruyan
1.660.000
10,74
7
Kotawaringin Barat
962.600
6,23
8
Kapuas
1.654.000
10,70
9
Lamandau
622.800
4,03
10
Barito Timur
266.300
1,72
11
Sukamara
335.800
2,17
12
Barito Selatan
692.000
4,48
13
Kodya Palangkaraya
247.000
1,60
14
Pulang Pisau
1.033.000
6,68

TOTAL
15.453.500
100,00


 













POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH UNTUK PERTANIAN, PERKEBUNAN, HORTIKULTURA, DAN PETERNAKAN

PENDAHULUAN
Salah satu upaya dalam peningkatan produksi pertanian baik sub sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura termasuk juga peternakan adalah dengan pola ekstensifikasi pertanian melalui perluasan areal tanam pada lahan yang sesuai dengan jenis komoditas yang diusahakan. Agar memiliki prospek pengembangan  yang baik, pendayagunaan  sumberdaya alam khususnya lahan  secara optimal, efisien dan rasional hanya dapat dilakukan  apabila  perencanaan dan pelaksanaannya  dilakukan  dengan sistematis  dan berdasarkan  pada potensi  lahannya. 


Potensi sumberdaya wilayah untuk pertanian dan perkebunan seyogyanya  dikelola secara bijak dengan tetap berorientasi  pada kelestarian sumberdaya alam. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari  dampak pembangunan dan pengembangan  pertanian yang negatif  seperti terjadinya  lahan-lahan kritis. Pemanfaatan lahan yang akan digunakan sebagai sumber pencaharian  dalam bidang pertanian dan perkebunan, baik untuk usaha komersial maupun untuk tujuan konsumsi  (subsisten) sudah selayaknya berlandaskan pada kondisi lahan yang sesuai  dengan cara pengelolaan yang tepat, efektif, dan optimal  sehingga dapat memberikan keuntungan  yang maksimal dan berkelanjutan (Bhermana dan Massinai, 2003).